Frater Pastoral memahami bahwa kehidupan komunitasnya adalah anugerah Allah. Komunitas merupakan tempat kerasulan yang paling langsung (Konst. 21.1). Melalui komunitasnya, frater yang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) mempelajari sekaligus menghidupi cara hidup bersama di dalam komunitas. Pengalaman hidup berkomunitas tersebut menjadi inspirasi dalam karya pastoralnya. Dengan demikian, ia mampu terlibat dalam memelihara kekudusan seluruh Gereja. Demi usaha pengudusan itu, ia berbagi pengalaman dan pengetahuan, baik dalam bidang rohani maupun dalam bidang karya pastoral kepada sesama.
Melalui hidup bersama, ia mengintegrasikan inisiatif pribadinya ke dalam gerak hidup komunitas. Ia rela menerima tugas dari pembimbingnya demi terlaksananya berbagai pelayanan kegerejaan. Ia juga menjunjung tinggi moral kristiani dan memiliki kemampuan yang memadai dalam hidup dan karya.